University of Brawijaya, Malang, East Java, Indonesia

World Class Entrepreneurial University

Faculty of Economics and Business, University of Brawijaya, Malang

ABEST21 Accredited School, FEB UB First in Indonesia

Moh. Agung Setiawan

Faculty of Economics and Business Students, Department of Management

Cafesista's Team

Finalist PIMNAS XXV Sector Entrepreneurship, University of Muhammadiyah Yogyakarta, 2012

Welcome Bloggers!

Assalamu'alaikum. Salam sejahtera. Hai bloggers! Salam hormat saya, Moh. Agung Setiawan. Blog ini adalah salah satu wujud karya pemuda sebagai wadah penyampaian ide dan gagasan untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan kemajuan negara dan bangsa

Semoga blog ini dapat menjadi manfaat dan berkah bagi semua pihak. Atas nama pribadi, saya mengucapkan mohon maaf apabila konten di dalam blog ini terdapat sesuatu yang kurang berkenan di hati pengunjung sekalian. Salam sejahtera, Wassalamu'alaikum.

Moh. Agung Setiawan

Sabtu, 30 Maret 2013

KATULISTIWA 5 Tahun 2013

LINGKAR STUDI MAHASISWA EKONOMI DAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA



Mempersembahkan:
Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa Nasional
(KATULISTIWA 5 tahun 2013)

TEMA KEGIATAN
From ideas become ideal 

TEMA PENULISAN
“Langkah Strategis dalam Pencapaian MDGs ( Millennium Development Goals ) demi Terwujudnya Kesejahteraan yang Berkelanjutan di Indonesia”

SUBTEMA
1)   Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan gizi anak
2)   Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui sumber energi alternatif baru
3)   Menciptakan inovasi baru dalam memenuhi ketahanan pangan
4)   Menanggulangi penyebaran HIV & AIDS
5)   Mengimplementasikan pendidikan dasar untuk semua
6)   Memberantas kemiskinan dan kesenjangan sosial
7)   Mewujudkan program pemberdayaan perempuan dalam bidang politik dan hukum
8)   Mengembangkan kemitraan global melalui ekonomi kreatif. 

HADIAH
Juara 1                  Rp 3.000.000,- + trophy + sertifikat
Juara 2                  Rp 2.500.000,- + trophy + sertifikat
Juara 3                  Rp 2.000.000,- + trophy + sertifikat
Best Speaker         Rp 750.000,-    + trophy + sertifikat 

PESERTA
- Peserta Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa Nasional (KATULISTIWA 5 tahun 2013) ini adalah mahasiswa aktif Diploma maupun Strata 1 dari seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia sebagai salah satu media aktualisasi penelitian.
-   Peserta adalah perorangan atau tim yang beranggotakan maksimal tiga orang mahasiswa yang dapat berasal dari fakultas/departemen yang berbeda namun masih dalam satu perguruan tinggi.
-   Tiap peserta diperbolehkan mengirimkan lebih dari satu karya tulis sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan panitia. Aturan penulisan dapat dilihat dan/atau di-download melalui blog resmi KATULISTIWA 5.
-   Karya tulis yang dibuat harus belum pernah dikompetisikan dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun. 

PROSEDUR PENDAFTARAN
-     Pendaftaran dibuka mulai 31 Maret 2013 dengan cara:
1.   Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp75.000 tiap judul karya tulis. Biaya pendaftaran dikirim melalui rekening panitia KATULISTIWA 5; 
(Bank Mandiri no. rek. : 144-00-1383816-1 an Nur Laili Azizah).
2.  Mengisi formulir pendaftaran yang dapat di-download melalui blog resmi KATULISTIWA 5.
3. Karya Tulis beserta kelengkapan lainnya* dikirim ke sekretariat LSME secara kolektif oleh masing-masing peserta dan diterima panitia selambat-lambatnya 4 Mei 2013 dengan memberi kode KATULISTIWA 5 pada sudut kiri atas amplop.
Alamat:
KATULITIWA 5 - Sekretariat LSME
Gedung Kemahasiswaan lt. 1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Jalan M. T. Haryono 165, Malang, 65145
webblog: katulistiwa5.blogspot.com
e-mail: katulistiwa5.2013@gmail.com
*Berkas yang dikirim meliputi:
1.      Formulir Pendaftaran KATULISTIWA 5 yang telah diisi data diri peserta, beserta pas foto berwarna terbaru ukuran 3x4cm sebanyak 1 lembar;
2.      Karya tulis dalam bentuk hardcopy sebanyak 4 eksemplar;
3.      Karya tulis dalam bentuk softcopy berupa CD (Compact Disc) sebanyak 1 keping;
4.      Fotocopy Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) sebanyak @ 2 lembar;
5.      Fotocopy bukti setor biaya pendaftaran sebanyak 2 lembar 

PENGUMUMAN FINALIS
-   Panitia akan memilih 12 finalis yang lolos seleksi dan akan diumumkan pada tanggal 22 Mei 2013 melalui blog resmi KATULISTIWA 5. Karya Tulis 12 finalis tersebut akan menjadi hak milik panitia KATULISTIWA 5.
-   Seluruh finalis akan mempresentasikan karya tulisnya di Universitas Brawijaya pada 1 Juni 2013 dan wajib mengikuti seluruh rangkaian acara yang ditetapkan panitia.
-   Pada puncak acara akan dipilih 3 terbaik sebagai pemenang dan 1 terbaik sebagai best speaker Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa Nasional (KATULISTIWA 5 tahun 2013).
-    Keputusan juri KATULISTIWA 5 adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. 

Contact Person:
Zahra   087702442770
Sukur   085791467034

Sumber: katulistiwa5.blogspot.com

What is KATULISTIWA

KOMPETISI KARYA TULIS TINGKAT 
MAHASISWA NASIONAL
(KATULISTIWA) 2013

 

“From ideas become ideal”
            Dalam rangka pembangunan nasional, pembangunan bidang pendidikan selalu diarahkan untuk mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan proses untuk meningkatkan pengetahuan manusia, keahlian dan keterampilan, serta kemampuan orang-orang dalam masyarakat. Secara ekonomis, hal ini bisa dijabarkan sebagai proses akumulasi sumber daya manusia dan investasinya secara efektif dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa. Sementara itu, ditinjau dari sudut budaya dan sosial, pembangunan manusia akan membantu kehidupan yang tentram, kaya tradisi dan kehidupan yang penuh arti bagi masyarakat.

Sistem pendidikan nasional di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Hal ini akan dapat dicapai jika  pembangunan bidang pendidikan berjalan dengan baik dan didukung oleh semua kalangan, termasuk institut perguruan tinggi.

Dalam rangka pengejawantahan salah satu isi Tri Darma Perguruan Tinggi, maka institut perguruan tinggi sebagai perangkat dalam sistem pendidikan nasional mempunyai tugas mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa yang akan datang. Mahasiswa dengan kapasitas sebagai civitas akademika mempunyai kedudukan penting karena diharapkan mampu menjadi pribadi-pribadi yang mumpuni dan bertanggungjawab atas berhasilnya pembangunan nasional.

Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan pemikiran dan penalaran mahasiswa. Kegiatan ini juga merupakan salah satu forum kompetitif yang sangat kondusif bagi mahasiswa dalam mengembangkan pribadi mahasiswa untuk meningkatkan motivasi dan wawasan ilmiah.

Dalam rangka mempersiapkan hal tersebut, dibutuhkan suatu media bagi mahasiswa untuk berkompetisi dalam berbagai karya ilmiah, dan salah satunya adalah Kompetisi Karya Tulis Tingkat Mahasiswa Nasional (KATULISTIWA). 

Tujuan Kegiatan 
1. Melatih mahasiswa untuk menganalisis dan mengkritisi permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia dengan dasar keilmuan dan rasionalitas.
2. Mendorong terciptanya pengetahuan dan wawasan ilmiah di kalangan mahasiswa. 
3. Mendorong mahasiswa agar peka terhadap permasalahan yang terjadi di Indonesia.
4. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyusun karya tulis sehingga aspirasinya dapat disampaikan dengan baik dan benar.
5. Menjadi media untuk melatih mahasiswa agar berani bersaing secara sehat dan bersikap sportif untuk menjadi yang terbaik.

sumber: katulistiwa5.blogspot.com

Kamis, 28 Maret 2013

SDGs Gantikan MDGs

Sustainable Development Goals atau SDGs gantikan MDGs

VIVAnews - Forum High Level Panel of Eminent Person PBB menelurkan kesepakatan untuk menggantikan Millennium Development Goals (MDGs). Kerangka baru pengganti MDGs itu beri nama SDGs (Sustainable Development Goals).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebut SDGs merupakan agenda pembangunan pasca-MDGs. Kerangka baru tersebut, kata SBY, akan dirumuskan sebelum tahun 2015. "Kerangka baru itu namanya Sustainable Development Goals," kata Yudhoyono dalam keterangan resminya di Nusa Dua, Bali, Rabu 27 Maret 2013.

Menurut SBY, SDGs masih dalam kerangka pengentasan kemiskinan, utamanya pasca-pelaksanaan MDGs. Dokumen baru itu nantinya berisi visi dan agenda pembangunan yang berkelanjutan. Dokumen baru itu, imbuh Yudhoyono, dihasilkan setelah melalui proses evaluasi capaian MDGs. Hal itu mengacu kepada kerja sama global yang telah terjalin selama ini dalam praktik implemtasi MDGs.

Soal implementasi SDGs, kata SBY, akan dilakukan melalui berbagai macam skema dalam kerangka kerja sama global seperti pendanaan, pertukaran dan alih teknologi serta kerja sama perdagangan.
Sebagai langkah tindak lanjut SDGs, dokumen baru itu akan diserahkan kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon. Proses penyerahan akan dilakukan pada panel kelima yang akan digelar di New York akhir Mei tahun ini.


Panel Tingkat Tinggi MDGs Soroti Empat Bidang

BALI - Pertemuan Panel Tingkat Tinggi keempat tentang pasca Milennium Development Goals (MDGs) berakhir Rabu 27 Maret kemarin. Pertemuan ini menyoroti empat bidang yang harus diperkuat pasca dicapainya MDGs 2015 mendatang.

Panel yang ditugaskan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini, diketuai bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson di Bali dan Perdana Menteri Inggris David Cameron yang turut serta dalam diskusi melalui video conference.

Pertemuan itu menyepakati perlunya untuk Kemitraan Global baru yang memungkinkan pada perubahan yang memadai, fokus pada warga (people centered) dan menyusun agenda pembangunan yang ramah lingkungan, yang diwujudkan melalui kemitraan yang setara dari semua pemangku kepentingan. Kemitraan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip kesetaraan, keberlanjutan, solidaritas, penghargaan terhadap kemanusiaan dan tanggung jawab bersama sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Sekjen PBB memiliki peran pendukung yang penting dalam hal ini. Diskusi panel tingkat tinggi itu menyoroti empat bidang utama di mana kemajuan diperlukan untuk mencapai visi MDGs pasca 2015. Demikian dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI, seperti yang diterima Okezone, Kamis (28/3/2013).

Fokus pertama adalah mengubah bentuk dan revitalisasi pemerintahan global dan kemitraan antar negara. Tantangan dunia global kita menjadi lebih kompleks dan lintas sektor di alam, sedangkan stakeholder menjadi lebih beragam dan memainkan peran lebih.
Pendekatan yang harus dilakukan untuk mengatasi tantangan tersebut harus diterapkan secara universal. Sementara itu diperlukan pula implementasi di masyarakat, nasional, sub-nasional, dan tingkat individu.

Oleh karena itu kita perlu memperkuat pemerintahan global untuk memastikan hal itu sesuai dengan tujuan, menghindari tumpang tindih dan duplikasi usaha, dan mendorong kerja sama untuk mengatasi isu lintas sektoral.

Selain itu adapula, perlindungan bagi lingkungan global. Agenda yang fokus kepada warga dan ramah lingkungan harus diterapkan demi memajukan komitmen untuk mengatasi tantangan lingkungan global, memperkuat ketahanan dan meningkatkan kapasitas kesiapan terhadap bencana.

Produksi Berkelanjutan dan Konsumsi juga penting pada visi MDGs pasca 2015. Kerangka pembangunan masa depan harus mempertimbangkan tantangan yang makin bertambah. Diprediksi populasi manusia di masa mendatang, bertambah hingga 9-10 miliar orang pada 2050. Kondisi ini menyebabkan bertambah pula kebutuhan untuk mengelola produksi dunia dan pola konsumsi.

Pengelolaan produksi dan konsumsi itu baiknya dilakukan dengan cara yang lebih berkelanjutan dan adil. Selain itu semua negara juga harus lebih efisien dalam pemanfaatan aset lingkungan dan sumber daya.

Ketersediaan dan akuntabilitas data yang lebih baik bisa menjadi pengukur kemajuan. Diperlukan ada revolusi data setelah visi MDGs 2015 tercapai. Seringkali, upaya pembangunan telah terhambat oleh kurangnya data yang paling dasar tentang keadaan sosial dan ekonomi.

 

Sumber:

1. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/400829-sby--sdgs-gantikan-mdgs

2. http://international.okezone.com/read/2013/03/28/411/782870/panel-tingkat-tinggi-mdgs-soroti-empat-bidang

Minggu, 24 Maret 2013

Informasi Pemasaran, Peramalan, dan Pengorganisasian untuk Perencanaan Pemasaran

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemasaran (marketing) adalah salah satu elemen yang penting dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk berkaitan satu sama lain dengan fungsi perusahaan yang lainnya demi mencapai suatu tujuan. Bahkan kesuksesan sebuah organisasi atau perusahaan dapat dikatakan sering tergantung pada pemasaran. Keuangan, produksi, operasional, dan fungsi perusahaan lainnya tidak akan berarti jika tidak ada cukup permintaan akan barang dan jasa sehingga perusahaan bisa menghasilkan keuntungan. Inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial, salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan” (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan tujuan dari pemasaran adalah menciptakan permintaan semaksimal mungkin dari para konsumen atas barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan dari pemasaran itu sendiri akan tercipta jika seorang konsumen memiliki suatu kebutuhan, dimana kebutuhan para konsumen sangatlah fleksibel dan dapat berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pemasaran dalam sebuah organisasi atau perusahaan memerlukan proses manajemen pemasaran yang baik, menerapkan fungsi-fungsi manajemen planning, organzing, actuating, controlling adalah hal yang mutlak dilakukan oleh seorang manajer pemasaran demi terwujudnya tujuan pemasaran tersebut. Langkah awal para manajer pemasaran suatu perusahaan adalah merencanakan pemasaran, perencanaan pemasaran ini dapat diawali dengan mengumpulkan informasi pemasaran, seperti: berinteraksi dengan pelanggan dan meneliti persaingan serta perusahaan atau kelompok yang lainnya. Di dalam proses perencanaan pemasaran dibutuhkan pengorganisasian yang baik, agar tujuannya tepat sasaran. Pengorganisasian tersebut dapat diwujudkan dengan adanya departemen riset pemasaran. Riset pemasaran yang baik dicirikan oleh metode ilmiah, kreativitas, berbagai metode riset, pembuatan model yang akurat, analisis biaya manfaat, skeptisisme yang sehat, dan fokus pada etika (Kotler dan Keller, 2009).  Riset pemasaran ini adalah sesuatu yang penting dalam proses perencanaan, khususnya pengumpulan informasi pemasaran dan mengidentifikasi peluang pasar. Perusahaan harus mengukur dan memperkirakan ukuran, pertumbuhan, dan potensi dari masing-masing peluang pasar.  Oleh karena itulah  seorang manajer pemasaran haruslah memiliki ramalan permintaan terhadap barang atau jasa yang akan diproduksinya. Perencanaan pemasaran, informasi pemasaran, pengorganisasian rencana pemasaran, dan ramalan permintaan adalah hal-hal yang penting dalam manajemen pemasaran. Penerapannya haruslah dilaksanakan dengan baik demi tercapainya tujuan dari pemasaran.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Informasi pemasaran
Pengertian Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Merketing Association adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

2.1.1 Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pemasaran adalah suatu struktur yang berlanjut dan saling terkait dari orang, peralatan dan prosedur untuk mengumpulkan, memilih, menganalisa, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan, tepat waktu dan akurat bagi para pengambil keputusan pemasaran.
a. Sumber Data Informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh para menajer pemasaran bisa dipaparkan dari data internal, intelegen dan riset pemasaran. Sistem analisis informasi kemudian memproses informasi itu untuk membuatnya menjadi lebih berguna bagi para manajer.
►  Data Internal
Merupakan kumpulan informasi terkomputerisasi yang didapat dari sumber data di dalam perusahaan.
►  Inteligen Pemasaran
Informasi harian mengenai perkembangan lingkungan pemasaran yang membantu manajer menyiapkan dan menyesuaikan rencana pemasaran mereka. Sistem data internal memberikan data hasil, tetapi sistem intelijen pemasaran memebrikan data saat ini. Sistem intelijen pemasaran adalah kumpulan prosedur dan sumber daya yang digunakan manajer untuk mendapatkan informasi harian tentang berbagai perkembangan dalam lingkungan pemasaran. Manajer pemasaran mengumpulkan intellijen pemasaran dengan membaca buku, surat kabar, dan publikasi dagang; berbicara dengan pelanggan, pemasok, dan distributor; mengamati “media sosial” di internet melalui kelompok diskusi online, dan melakukan  pertemuan dengan manajer perusahaan lain.
Perusahaan dapat mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan kualitas intelijen pemasarannya:
– Melatih dan memotivasi tenaga penjualan untuk melaporkan perkembangan baru. Perusahaan harus “menjual” tenaga penjualannya berdasarkan arti penting mereka sebagai pengumpul intelijen.
– Memotivasi distributor, pengecer, dan perantara lain untuk menyampaikan intelijen yang penting. Banyak perusahaan mempekerjakan spesialis untuk mengumpulkan intelijen pemasaran. Penyedia layanan dan pengecer sering mengirimkan pembelanja misterius ke toko-toko mereka untuk menilai kebersihan fasilitas, kualitas produk, dan cara karyawan memperlakukan pelanggan.
–     Membentuk jaringan eksternal. Perusahaan dapat membeli produk pesaing; menghadiri open house dan pameran dagan; membaca laporan terbitan pesaing; menghadiri rapat pemegang saham; berbicara dengan karyawan;, penyalur, distributor, pemasok dan agen pengiriman; dan mencari cerita baru tentang pesaing.
– Membentuk panel penasihat pelanggan. Anggota dapat meliputi perwakilan pelanggan atau pelanggan terbesar perusahaan atau sebagian besar pelanggan yang jujur dan canggih.
– Membeli informasi dari pemasok luar. Pemasok data terkenal meliputi A.C. Nielson Company dan Information Resources.Inc.
–    Menggunakan umpan balik pelanggan online untuk mengumpulkan intelijen kompetitif. Forum diskusi, ruang chatting, dan blog mendistribusikan penilaian produk atau pemasok yang dilakukan pelanggan hingga sejumlah besar pembeli potensial lain, dan tentu saja, bagi pemasar yang mencari informasi tentang persaingan.
►  Riset Pemasaran
       Desain, koreksi, analisa, pengumpulan, dan pelaporan data yang sistimatis yang sesuai dengan situasi pemasaran yang dihadapi sebuah organisasi. Proses riset pemasaran mempunyai empat (4 ) langkah:

–     Menetapkan Permasalahan dan tujuan riset.
   ▪Riset Eksploratoris, riset pemasaran untuk mengumpulkan informasi awal yang akan membantu mendefinisikan permasalahan dan menawarkan hipotesis.
 ▪Riset Deskriptif, riset pemasaran yang bertujuan secara lebih baik mendeskripsikan masalah, situasi pemasaran akan pasar, seperti potensi pasar suatu produk atau demografi dan perilaku konsumen mereka.
 ▪Riset kausal, riset pemasaran untuk menguji hipotesis hubungan sebab akibat.
–    Mengembangkan rencana riset untuk mengumpulkan informasi.
          ▪ Menentukan kebutuhan informasi spesifik.
         ▪ Mengumpulkan informasi skunder.
       ▪ Perencanaan Pengumpulan data primer:
Riset observasi, pengumpulan data primer dedngan mengobservasi orang, tindakan dan situasi yang relevan.
Riset Survey, aktivitas pengumpulan data dengan cara menanyakan pertanyaan kepada orang mengenai pengetahuan,sikap, preferensi dan perilaku pembelian mereka.
Wawancara Kelompok focus, wawancara pribadi yang melibatkan enam sampai sepuluh orang selama beberapa jam untuk membicarakan produk, jasa atau organisasi.
Mempresentasikan perencanaan riset, pada tahap ini periset pemasaran seharusnya merangkum perencanaannya dalam sebuah proposal tertulis.
–   Mengimplementasikan rencana riset.
Proses ini mencakup pemgumpulan, pemrosesan dan penganalisaan informasi. Pengumpulan data dapat dilakukan oleh staf riset pemasaran atau perusahaan lain.
–  Mengimplementasikan dan melaporkan penemuan.
Peneliti kemudian mengimplementasikan temuan-temuannya, menarik kesimpulan dan melaporkannya kepada manajemen.
►  Analisis Informasi
       Data yang sudah dikumpulkan oleh perusahaan inteligen pemasaran dan sistem riset pemasaran seringkali membutuhkan analisa lebih lanjut dan seringkali manajer membutuhkan bantuan lebih banyak dalam mengunakan informasi itu ke permasalahan dan keputusan pemasaran mereka.
►  Mendistribusikan Informasi
       Informasi yang dikumpulkan oleh intelegen pemasaran dan riset pemasaran harus didistribusikan kepada manajer pemasaran yang tepat pada saat yang tepat.
b. Model Sistem Informasi Pemasaran
►  Model Brien Stafford
   Hasil usaha pertama adalah sebuah diagram yang disertai dengan naratif. Diagram ini dibuat pada tahun 1968 oleh professor pemasaran Richard H. Brien dan James E. Stafford dari university of houston. Model mereka ini menunjukkan cara sistem tersebut memberi dukungan manajer pemasaran dalam mengembangkan program yang terencana untuk tiap unsur campuran tersebut.
►  Model Kotler
   Inti dari sistem informasi pemasaran menurut kotler terdiri dari empat subsistem, yaitu internal accounting, pemasaran intelligence, pemasaran research, dan pemasaran manajemen science. Subsistem ini mengambil data dari lingkungan dan mentransformasikannya menjadi informasi untuk keperluan eksekutif pemasaran.

2.2 Peramalan Dan Pengukuran Permintaan

2.2.1 Definisi Peramalan
Peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Peramalan pasar adalah permintaan pasar yang berkorespondensi dengan tingkat pengeluaran pemasaran industri. Peramalan (Forecasting) Merupakan bagian vital bagi setiap organisasi bisnis dan untuk setiap pengambilan keputusan manajemen yang sangat signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka panjang perusahaan. Salah satu alasan utama melakukan riset pemasaran adalah mengeidentifikasi peluang pasar. Setelah riset selesai, perusahaan harus mengukur dan memperkirakan ukuran, pertumbuhan, dan potensi laba dari masing-masing peluang pasar. Peramalan penjualan dipergunakan oleh departemen penjualan untuk meningkatkan kas yang dibutuhkan untuk investasi dan operasi. Peramalan penjualan didasarkan pada perkiraan permintaan. Manajer harus mendefinisikan apa yang mereka maksudkan dengan permintaan pasar. 

2.2.2 Ukuran Permintaan Pasar
Perusahaan dapat menyiapkan hingga 90 jenis perkiraan permintaan yang berbeda untuk 6 tingkat produk, 5 tingkat ruang, dan 3 periode waktu yang berbeda. Perusahaan perlu memperkirakan permintaan jangka pendek bagi produk tertentu agar dapat melakukan pemesanan bahan mentah, perencanaan produksi, dan peminjaman uang tunai. Perusahaan dapat memperkirakan permintaan regional untuk lini produk utamanya guna memutuskan apakah mereka akan melakukan distribusi regional atau tidak. Ukuran pasar didasarkan pada jumlah pembeli yang mungkin ada untuk suatu penawaran pasar. Ada banyak cara produktif untuk memecah pasar:
a. Pasar potensial adalah kumpulan konsumen yang memiliki tingkat   minat cukup  besar terhadap penawaran pasar.
b.     Pasar yang tersedia adalah kumpulan konsumen yan gmempunyai minat, penghasilan , dan akses terhadap penawaran tertentu.
c. Pasar sasaran adalah bagian pasar tersedia berkualifikasi yang diputuskan  perusahaan untukdikejar.
d. Pasar terpenetrasi kumpulan konsumen yang membeli produk perusahaan.

2.2.3 Kosakata Permintaan Pasar
Konsep utama dalam pengukuran permintaan adalah permintaan pasar dan permintaan perusahaan. Dalam masing-masing konsep itu, kita harus membedakan antara fungsi permintaan, peramalan penjualan, dan potensi pasar.
a.    Konsep Permintaan Pasar
►  Permintaan Pasar
Langkah pertama pemasar dalam mengevaluasi peluang pasar adalah memperkirakan total permintaan pasar. Permintaan pasar untuk sebuah produk adalah total volume yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu di wilayah geografis tertentu dalam periode waktu tertentu pada lingkungan pemasaran tertentu di bawah program pemasaran tertentu.
► Peramalan Pasar
Hanya satu tingkat pengeluran pemasaran industri yang sebenarnya akan terjadi. permintaan pasar yang berkorespondensi dengan tingkat ini disebut peramalan pasar.
► Potensi Pasar
Peramalan pasar memperlihatkan permintaan pasar yang diduga, bukan permintaan pasar maksimum. Untuk permintaan pasar maksimum, kita harus memvisualisasikan tingkat permintaan pasar yang dihasilkan dari tingkat pengeluaran pemasaran industri yang “sangat tinggi”, suatu batasan dimana peningkatan lebih lanjut dalam usaha pemasaran hanya akan memberi sedikit pengaruh dalam mendorong pemintaan selanjutnya. Potensi pasar adalah batas yang didekati oleh permintaan pasar ketika pengeluaran pemasaran industri mendekati tingkat tak terbatas untuk suatu lingungan pemasaran. 
b.    Konsep Permintaan Perusahaan
►  Permintaan Perusahaan
Pangsa permintaan pasar yang diperkirakan perusahaan pada tingkat alternatif dariusaha pemasaran perusahaan dalam suatu periode waktu. Permintaan perusahaan perusahaan bergantung pada bagaimana persepsi konsumen terhadap produk, jasa, harga, dan komunikasi perusahaan relatif terhadap pesaing. Jika hal lainnya sama, pangsa perusahaan akan tergantung pada skala relatif dan efektivitas pengeluaran pasar. 
►  Peramalan Penjualan Pasar
Setelah pemasar memperkirakan permintaan perusahaan, tugas mereka selanjutnya adalah memilih tingkat usaha pemasaran. Ramalan penjualan pasar adalah tingkat penjualan perusahaan yang diharapkan berdasarkan rencana pemasaran terpilih dan  lingkungan pemasaran yang diasumsikan.
Dua konsep yang penting lainnya adalah kuota penjualan yaitu tujuan penjualan yang ditetapkan untuk lini produk, divisi perusahaan, atau perwakilan penjualan.
Anggaran penjualan adalah perkiraan koservatif tentang volume penjualan yang diharapkan, anggaran ini terutama dipakai untuk membuat keputusan pembelian, produksi, dan arus kas.
►    Potensi Penjualan Perusahaan
Adalah batas penjualan yang didekati oleh permintaan perusahaan kerika usaha pemasaran perusahaan meningkat relatif terhadap usaha pesaing. Batas absolut permintaan perusahaan adalah tentu saja potensi pasarnya.

2.2.4 Memperkirakan Permintaan Pasar Saat Ini
a.     Total Potensi Pasar
Total potensi pasar adalah jumlah penjualan maksimum yang mungkin tersedia bagi semua perusahaan dalam sebuah industri sepanjang suatu periode di bawah tingkat usaha pemasaran industri dan kondisi lingkungan tetentu.  Cara umum untuk memprkirakan total potensi pasar adalah mengalikan jumlah pembeli potensial, dikalikan harga.
b.      Potensi Pasar Suatu Wilayah
  Karena perusahaan harus mengalokasikan anggaran pemasaran mereka secara optimal pada wilayah-wilayah terbaik mereka, mereka harus memperkirakan potensi pasar berbagai kota, negara bagian, dan negara. Dua metode utama untuk menilai potensi pasar suatu wilayah adalah metode pembentukan pasar, yang terutama digunakan oleh pemasar bisnis, dan metode indeks multifaktor, yang terutama digunakan oleh pemasar konsumen.
►     Metode pembentukan pasar memerlukan identifikasi semua pembeli potensial di setiap pasar dan memperkirakan pembelian potensial mereka. Metode ini memberikan hasil akura jika kita memiliki daftar semua pembeli potensial dan perkiraan yang baik tentang apa yang akan dibeli masing-masing pembeli potensial itu. Sayangnya, informasi ini tidak selalu mudah dikumpulkan.
►    Metode indeks multifaktor. Seperti pemasar bisnis, perusahaan konsumen juga harus memperkirakan potensi pasar suatu wilayah, tetapi pelanggan konsumen terlalu banyak untuk dibuat daftarnya. Metode yang paling umum digunakan dalam daftar pasar konsumen adalah metode indeks langsung. Sebuah produsen obat misalnya, mungkin mengasumsikan potensi pasar untuk obat berhubungan langsung dengan ukkuran populasi. Meskipun demikan, dalam kenyataannya satu faktor belum menjadi indikator lengkap peluang penjualan. Penjualan obat regional juga dipengaruhi oleh pendapatan perkapita dan jumlah dokter per 10.000 orang. Maka masuk akal jika dikembangkan indes multifaktor dimana masing-masing faktor mempunyai bobot tertentu.
c.    Penjualan Industri dan Pangsa Pasar
Selain memperkirakan total potensi dan total potensi wilayah, perusahaan harus mengetahui penjualan industri sebenarnya yang terjadi di pasarnya. Ini berarti perusahaan harus mengidentifikasi pesaing dan memperkirakan penjualan mereka.
Asaosiasi dagang industri sering mengumpulkan dan mengumukan total penjualan industri, meskipun biasanya tidak menyebutkan penjualan perusahaan individu secara terpisah. Namun, dengan informasi ini, setiap perusahaan dapat mengevaluasi kinerjanya sendiri terhadap keseluruhan industri. Jika penjualan perusahaan meningkat 5% per tahun, dan penjualan industri meningkat 10%, sesungguhnya perusahaan itu kehilangan peringkat relatifnya dalam industri. Cara lain memperkirakan penjualan adalah membeli laporan dari peruasahaan riset pemasaran yang mengaudit toatal penjualan dan penjualan merek. Nielson Media Research mengaudit penjualan eceran dalam berbagai karegori produk di supermarket dan apotik serta menjual informasi ini kepada perusahaan yang berminat. Audit ini memungkinkan perusahaan membandingkan kinerjanya dengan total industri atau dengan pesaing tertentu untuk melihat apakah perusahaan mendapatkan atau kehilangan pangsanya baik secara keseluruhan atau beberapa mereknya saja.
2.2.5 Memperkirakan Permintaan Masa Depan
Sedikit produk atau jasa yang membiarkan diri mereka sendiri diramalkan dengan mudah biasanya menikmati tingkat absolut atau tren yang cukup konstan dan persaingan yang tidak ada maupun stabil. Di sebagian pasar, peramalan yang baik menjadi kunci kberhasilan.
Suatu perusahaan biasanya menyiapkan peramalan ekonomi makro terlebih dahulu, lalu diikuti dengan peramalan industri, kemudian peramalan penjualan perusahaan. Peramalan ekonomi makro mencakup memproyeksikan inflasi, tingkat pengangguran, suku bunga, pengeluaran konsumen, investasi bisnis, pengeluaranpemerintah ekspir bersihm dan variabel lain. Hasil akhirnya adalah peramalan produk domestik bruto, yang digunakan perusahaan, beserta indikator lainnya, untuk meramalkan penjualan industri, perusahaan menurunkan peramalan penjualannya dengan mengasumsikan bahwa dirinya akan memenangkan pangsa pasar tertentu.
Semua peramalan dibuat berdasrkan satu dari tiga basis informasi: apa yang dikatakan orang, atau apa yang dilakukan orang, atau apa yang telah dilakukan orang. Dengan mengguakan apa yang dikatakan orang, diperlukan survei tentang pendapat pembeli atau orang yang dekat dengan pembeli, seperti pendapat wiraniaga atau pendapat ahli. Membuat peramalan berdasarkan apa yang dilakukan orang berarti menempatkan produk ke dalam pasar uju untuk mengukur respons pembeli. Untuk menggunakan basis terakhir-apa yang telah dilakukan orang-perusahaan menganalisis catatan perilaku pembelian terakhir atau menggunakan analisis deret waktu atau analisis permintaan statistik.
a.    Survei maksud pembeli. Peramalan adalah seni mengantisipasi apa yang mungkin dilakukan pembeli dalam kondisi tertentu. Untuk barang konsumsi tahan lama yang besar seperti perabot, beberapa organisasi riset mengadakan survei periodik tentang maksud pembelian konsumen dan mengajukan pertanyaan sepertin ini: apakah anda bermaksud membeli mobil 6 bulan berikutnya? Dan menempatkan jawabannya berdasarkan skala probabilitas pembelian.
b.    Gabungan pendapat tenaga penjualan. Ketika mewawancarai pembeli dianggap metode yang tidak praktis, perusahaan dapat meminta wiraniaganya memperkirakan penjualan masa depan. Hanya sedikit perusahaan yang menggunakan perkiraan tenaga penjualan tanpa membuat penyesuaian. Wiraniaga bsa saja pesimis atau optimis, mereka mungkin tidak tahu bagaimana rencana pemasaran perusahaan mereka akan mempengaruhi penjualan di masan depan di wilayah  mereka, dan mereka mungkin akan sengaja menurunkan perkiraan permintaan agar perusahaan akan menetapkan kuota penjualan yang rendah. Untuk mendorong perkiraan yang lebih baik, perusahaan dapat menawarkan insentif atau bantuan, seperti informasi tentang rencana pemasaran atau perbandingan peramalan masa lalu dengan penjualan sebenarnya.
c.    Pendapat ahli. Perusahaan juga bisa mendapatkan peramalan dari para ahli, termasuk penyalur, distributor , pemasok, konsultan pemasaran, dan sosiasi dagang, perkiraan penyalur mempunyai kekuatan dan kelemahan yang serupa dengan perkiraan tenaga penjualan. Bnayak perusahaan membeli peramalan ekonomi dan idustri dari perusahaan peramalan ekonomi terkemuka yang menyediakan seabrek data dan kecanggihan peramalan.
d.    Analisis penjualan masa lalu. Perusahaan dapat mengembangkan peramalan berdasarkan penjualan masa lalu. Analisis deret waktu membagi deret waktu masa lalu menjadi empat komponen (tren, siklus, musim, dan tak teratur) dan memproyeksikannya ke masa depan. Penghalusan eksponensial memproyeksikan penjualan berikutnya dengan menggabungkan rata-rata penjualan masa lalu dan penjualan terbaru, ini memberikan bobot lebih banyak pada penjualan terbaru. Analisis permintaan statistik mengukur dasmpak sejumlah faktor kausal terhadap tingkat penjualan. Terakhir, analisi ekonometri membuat sejumlah persamaan yang menggambarkan sistem dan secara statistik menurukan parameter berbeda yang membentuk persamaan secara statistik.
e.    Metode uji pasar. Ketika pemebeli tidak merencanakan pembelian mereka dengan seksama, atau para ahli tidak tersedia atau tidak dapat diandalkan, uji pasar secara langsung dapat membantu meramalkan penjualan produk baru arau menerapkan penjualan produk di saluran distribusi atau wilayah baru.

2.3 Pengorganisasian Untuk Perencanaan Pemasaran
Rencana pemasaran adalah dokumen tertulis yang meringkas apa yang telah dipelajari pemasar tentang pasar dan mengindikasikan bagaimana perusahaan berncana menjangkau tujuan pemasarannya. Rencana pemasaran berisi panduan taktis untuk program pemasaran dan alokasi keuangan sepanjang periode perencanaan. Kini rencana pemasaran emakin berorientasi pada pelanggan dan pesaing, mempunyai alasan yan glebih baik dan lebih realistis dari masa lalu. Perencanaan menjadi proses berkelanjutan untuk merespon kondisi pasar yang cepat berubah.
a.    Rangkuman eksekutif dan daftar isi. Rencana pemasaran harus dibuka dengan rangkuman singkat tujuan utama dan rekomendasi manajemen senior. Daftar isi menggaris bawahi sisa rencan tersebut serta semua prinsip pendukung dan rini=cian operasional.
b.    Analisi situasi. Bagian ini menampilkan data latar belakang yang relevan tentang penjualan, biaya, pasar, pesaing, dan berbagai kekuatan dalam lingkungan makro. Perusahaan akan menggunakan semua informasi ini untuk melakukan analisis swot.
c.    Strategi pemasaran. Disini manajer produk mendefinisikan misi tujuan pemasaran dan keuangan, serta kelompok dan kebutuhan yang ingin dipuaskan oleh penawaran pasar. Kemudian menentukan positioning competitive lini produk, yang akan menginformasikan “rencana permainan” untu mencapai tujuan mereka.
d.    Proyeksi keuangan. Meliputi peramalan penjualan, peramalan pengeluaran, dan analisis titik impas. Disisi pendapatan, proyeksi memperlihatkan volume penjualan yang diramalkan berdasarkan dan kategori produk. Sisi pengeluaran, proyeksi memperlihatkan perkiraan biaya pemasaran, dibagi menjadi kategori yan glebih tepat. Analisis titik impas memperlihatkan berapa banyak unit yang harus dijual perusahaan setiap bulannya.
e.    Kendali implementasi. Bagian ini menggaris bawahi kendali untuk mengamati dan menyesuaikan implementasi rencana. Umumnya bagaian ini menyebutkan tujuan dan anggaran setiap bulan, jadi manajemen dapat meninjau hasil setiap periode dan mengambil tindaka n korektif yang diperlukan. Perusahaan juga harus menetapkan sejumlah ukuran internal dan eksternal yang berbeda untuk menilai proses dan menyarankan kemungkinan modifikasi. Beberapa organisasi memasukkan rencana darurat yang menggaris bawahi langkah-langkah yang akan diambil manajemen dalam merespon perkembangan lingkungan khusus, seperti perang harga atau serangan.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem informasi pemasaran (management information system) dibutuhkan oleh seorang manajer pemasaran untuk perencanaan strategi, implementasi strategi, dan melakukan tanggung jawab analisis. Peran MIS adalah menilai kebutuhan informasi manajer, mengembangkan informasi yang dibutuhkan, dan mendistribusikan informasi tersebut secara tepat waktu. Sistem informasi pemasaran memiliki tiga komponen, yaitu sistem perencanaan internal, sistem intelijen pemasaran, dan sistem riset pemasaran. Peramalan (forecasting) digunakan oleh manajer untuk memprediksi atau memperkirakan hal-hal yang akan terjadi di pasar nantinya. Seperti perubahan selera masyarakat, persaingan harga, maupun trend yang berkembang di masyarakat. Manajer menggunakan informasi serta riset dalam melakukan forecasting ini. Perencanaan pemasaran dibentuk melalui aktivitas berikut: mendefinisikan nilai bisnis, menganalisis kesempatan dan ancaman eksternal, menganalisis kekuatan dan kelemahan internal, menentukan tujuan, memformulasikan strategi, menyusun program, mengimplementasikan strategi dan program, mengumpulkan feedback, dan melakukan pengawasan. Tujuan dari perencanaan adalah membentuk bisnis dan produk perusahaan sehingga dapat mencapai sasaran keuntungan dan pertumbuhan. Oleh karena itu, sistem informasi pemasaran, peramalan, dan perencanaan pemasaran memiliki keterkaitan satu sama lain. Dengan menggunakan tiga komponen ini, manajer akan membentuk suatu konsep atau sistem pemasaran produk yang efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang besar.



DAFTAR PUSTAKA

Huda, Mukhamad S. 2011. Sistem Informasi Pemasaran. (Online). http://hudda7x.wordpress.com.  Diakses pada tanggal 4 Maret 2012

Kotler, Philip dan Kevin Lake Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Sriyanto. 2011. Manajemen Pemasaran. ahim.staff.gunadarma.ac.id. (Online). Diakses pada tanggal 4 Maret 2012




SOAL-SOAL DAN PEMBAHASAN
¬1. Jelaskan pengertian rencana pemasaran!
Jawab : Dokumen tertulis yang meringkas tentang apa yang telah dipelajari tentang pasar dan mengindikasikan bagaimana perusahaan berencana menjangkau tujuan pemasarannya.
2. Jelaskan pengertian sistem informasi pemasaran!
Jawab: Terdiri dari orang-orang, peralatan, dan prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan, tepat waktu, dan akurat bagi pengambil keputusan pemasaran.
3. Jelaskan pentingnya sistem informasi pemasaran bagi seorang manajer!
Jawab: Manajer yang mendapatkan banyak informasi akan dapat membuat perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Mereka dapat memilih pasar mereka dengan lebih baik, mengembangkan  penawaran yang lebih baik, dan melaksanakan perencanaan pemasaran yang lebih baik.
4. Bagaimana seorang manajer dapat mendapatkan informasi mengenai perkembangan dalam lingkungan pemasaran?
Jawab:
a.    Membentuk panel penasihat pelanggan.
b.    Memanfaatkan sumber daya data pemerintah.
c.    Membeli informasi dari pemasok luar.
d.    Menggunakan sistem umpan balik pelanggan online.
5. Apa pengaruhnya peramalan pemasaran terhadap persediaan perusahaan?
Jawab: Peramalan pemasaran didasarkan pada perkiraan permintaan. Jika peramalannya cukup jauh dari hasil, perusahaan akan menghadapi kelebihan atau kekurangan persediaan.
6. Apa yang dimaksud total potensi pasar?
Jawab: Total potensi pasar adalah jumlah penjualan maksimum yang mungkin tersedia bagi semua perusahaan dalam sebuah industri sepanjang suatu periode di bawah tingkat usaha pemasaran industri dan kondisi lingkungan tetentu


Supply Chain Management



A. Konsep Supply Chain
 

            Supply Chain Management adalah hubungan jangka panjang antara suatu perusahaan dan para pemasoknya untuk menjamin ketepatan waktu pengiriman barang-barang dan jasa pemasoknya untuk menjamin keteptan waktu pengiriman barang-barang dan jasa dengan harga kompetitif.. Supply chain adalah tahap-tahap yang dijalankan perusahaan dalam mentransformasi bahan baku menjadi barang jadi yang dibeli oleh pelanggan. Isu-isu yang berhubungan dengan penyampaian/pengiriman barang kepada perusahaan disebut inbound logistics. Sedang isu-isu yang berhubungan dengan penyampaian produk kepada pelanggan perusahaan dan/atau distributor disebut outbound logistics.


Pada hakekatnya, supply chain memperebutkan pelanggan dari produk atau jasa yang ditawarkan. Semua pihak yang berada dalam satu rantai supply chain harus bekerja sama satu dengan lainnya semaksimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan dengan harga murah, berkualitas, dan tepat pengirimannya. Persaingan dalam konteks Supply chain management adalah persaingan antar rantai, bukan antar individu perusahaan. Kelemahan praktek tradisional yang bersifat adversarial adalah terfokusnya ukuran keberhasilan dan aktivitas pada bagian-bagian kecil dari supply chain yang justru sering berlawanan dengan tujuan akhir untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan atau konsumen akhir.
Terdapat beberapa alasan bagi para manajer untuk memperhatikan supply chain. Pertama, agar responsive terhadap perubahan kebutuhan pelanggan. Kedua, biaya pembelian bahan baku dan komponen-komponennya mencapai 60% dari harga pokok penjualan (cost of good sold). Ketiga, biaya logistik (biaya transportasi dan distribusi) berhubungan dengan penyampaian produk terus meningkat. Keempat, meningkatnya tekanan kepada para manajer untuk mengurangi persediaannya. Kelima, teknologi informasi mendorong para manajer untuk lebih memperhatikan supply chain dan telah menggeser fungsi pembelian.


B. Evolusi Supply Chain Management
Dalam perkembangannya, supply chain management telah banyak mengalami evolusi yang dapat digambarkan dalam 4 tahap, sebagai berikut:
1.     Tahap 1, dalam tahap ini ada semacam kesendiriran dan tidak saling ketergantungan fungsi produksi dan fungi logistic. Mereka menjalankan program-program sendiri yang terlepas satu sama lain (in-complete isolation). Contohnya adalah bagian produksi yang hanya memikirkan bagaimana membuat barang sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan, dan sama sekali tidak mau ikut memikirkan penumpukan inventory dan penggunaan ruang gudang yang menimbulkan biaya persediaan yaitu bisaya simpan.
2.     Tahap 2, dalam tahap ini perusahaan sudah mulai menyadari pentingnya integrasi perencanaan walaupun dalam bidang yang masih terbatas, yaitu di antara fungsi internal yang paling berdekatan, misalnya prosuksi dengan inventory control dan functional integration yang lain
3.     Tahap 3, dalam tahap ini integrasi perencanaan dan pengawasan atas semua fungsi yang terkait dalam satu perusahaan (Internal Integration)
4.     Tahap 4, dalam tahap ini menggambarkan tahap sebenarnya dari supply chain integration, yaitu integrasi total dalam konsep perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang telah dicapai dalam  dalam tahap 3 dan diteruskan ke upstreams    yaitu suppliers dan downsterams sampai ke pelanggan. Evolusi supply chain management yang telah mencapai tahap keempat tersebut menunjukkan suatu integrasi yang menyeluruh di antara seluruh komponen terkait sehingga menuntut adanya transparansi arus informasi. Strategi kemitraan dapat digunakan untuk mewujudkan kelancaran arus pasokan.
 
C. Strategi Supply Chain
          Strategi supply chain yang tepat merupakan elemen penting dalam implementasi strategi bisnis perusahaan. Perusahaan-perusahan harus dengan hati-hati merencanakan kapasitas dan peramalan permintaannya agar supaya menghindari bullwhip effect dan menjamin ketepatan waktu penyampaian pesanan pelanggan dan meminimalkan kelebihan persediaan. Sumber utama persoalan-persoalan yang selalu menciptakan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan adalah ketidakpastian. Ketidakpastian tidak terlepas dari sisi permintaan dan sisi penawaran dari kebanyaka supply chain. Sebagai langkah pertama dalam mengevaluasi dan meningkatkan kinerja supply chain, Fisher dan Lee mengembangkan kerangka kerja untuk memahami ketidakpastian yang ada dalam supply chain. Fisher memfokuskan kerangka kerjanya pada ketidakpastian sisi permintaan, sedangkan kerangka kerja Lee memperluasnya dengan memasukkan ketidakpastian sisi penawaran. Kerangka kerjanya mengkategorikan produk-produk sebagai fungsional atau inovatif, didasarkan pada ketidakpastian karakteristik pemintaan dan penawarannya.
          Produk fungsional adalah produk-produk tipe komoditi dengan permintaan stabildan profit marginnya rendah, sedang produk inovatif adalah produk baru yang memiliki derajad inovasi tinggi dan biasanya permintaannya tidak stabil dan profit marginnya tinggi.
          Pembedaan yang sama dapat dilakukan atas ketidakpastian yang berhubungan dengan sisi penawaran. Suatu produk dengan stable supply process dapat diproduksi dengan cara yang dapat diprediksi, sebaliknya produk yang diproduksi yang sulit diprediksi disebut evolving supply process. Namun demikian, Lee mencatat bahwa dalam hal ini tidak selalu bahwa produk-produk fungsional memiliki stable supply process dan produk-produk inovatif memiliki evolving supply process. Misalnya, permintaan tahunan untuk tenaga listrik untuk suatu wilayah adalah predictable, tetapi penawaran/pasokan listrik tenaga air tidak, karena bergantung pada jumlah curah hujan di wilayah tersebut.
          Pemahaman atas perbedaan-perbedaan tersebut dengan tetap memperhitungkan ketidakpastian permintaan dan penawaran mengusulkan suatu kerangka kerja yang seragam bagi supply chain management. Terdapat empat strategi untuk pengelolaan supply chain secara efektif, yaitu: efficient supply chain; risk-hedging supply chain, responsive supply chain; dan agile supply chain.
Efficient supply chain cocok untuk produk-produk fungsional dengan stable supply processes. Dalam kondisi lingkungan seperti ini, strategi supply chain sebaiknya memfokuskan pada strategi penurunan biaya. Produk-produk seperti ini biasanya ada dalam suatu lingkungan persaingan yang tinggi yang didominasi oleh strategi persaingan biaya rendah. 
 Risk-hedging supply chain cocok untuk produk-produk fungsional dengan unstable supply processes. Focus dari strategi supply chain sebaiknya pada penjaminan ketersediaan produk.
Responsive supply chain
 Agile supply chain.


D. Manfaat Supply Chain Management (SCM)
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu kepuasan pelanggan,meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yangsemakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1.     Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks initentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2.     Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah :
1.     SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
2.     SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut.

E. Persyaratan Penerapan Supply Chain Management
Sebagai suatu konsep yang melibatkan banyak pihak sebagai mata rantai, SCM menuntut beberapa persyaratan yang tidak hanya terkait dengan material, tetapi juga informasi. Syarat utama dari penerapan SCM tentunya dukungan manajemen. Manajemen semua level dari strategis sampai operasional harus memberikan dukungan mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian.
Selain dukungan manajemen, syarat lain merupakan syarat yang melibatkan faktor eksternal yaitu pemasok dan distributor. Sebelum membangun komitmen dan melaksanakan ‘kontrak kerja’ dengan para pemasok, maka perusahaan terlebih dahulu harus melaksanakan evaluasi pemasok. Sebagai catatan, melaksanakan evaluasi pemasok untuk pemasok yang ‘bermain’ dalam pasar yang monopoli tentunya sulit dan tidak bisa dilaksanakan, sehingga yang perlu dilakukan untuk kondisi ini adalah membangun kemitraan dalam suatu kesepakatan. Evaluasi pemasok  dilakukan apabila untuk material yang sama dapat diperoleh lebih dari satu alternatif pemasok. Setidaknya ada tiga kriteria dalam melakukan evaluasi pemasok, yaitu: keadaan umum pemasok, keadaan pelayanan, dan keadaan material.
Beberapa contoh indikator darisetiap kriteria evaluasi pemasok adalah sebagai:
1.  Keadaan umum pemasok
 a. Ukuran atau kapasitas produksi 
 b. Kondisi finansia
c. Kondisi operasional
d. Fasilitas riset dan desain
e. Lokasi geografis
f. Hubungan dagang antar industry
2. Keadaan pelayanan
a. Waktu penyerahan material
b. Kondisi kedatangan material
c. Kuantitas pemesanan yang ditolak 
d. Penanganan keluhan dari pembeli
e. Bantuan teknik yang diberikan
f. Informasi harga yang diberikan
3. Keadaan material
a. Kualitas material 
b. Keseragaman material
c. Jaminan dari pemasok
d. Keadaan pengepakan (pembungkusan)
Dari ketiga kriteria tersebut, bobot (berdasarkan tingkat kepentingan) yang terbesar diberikan pada kriteria keadaan material, karena keadaan material akan mempengaruhi kinerja fungsi produksi dan operasi khususnya kualitas produk. Selanjutnya dilakukan penilaian untuk setiap indikator dan dihitung total skornya. Syarat berikutnya adalah pemilihan distributor sebagai perantara produk perusahaan sampai ke tangan konsumen akhir. Intensitas saluran distribusi yang ideal bagi suatu perusahaan adalah bagaimana menyajikan jenis produk secara luas dalam pemuasan kebutuhan konsumen. Penggunaan distributor yang terlalu sedkit dapat membatasi penyebaran jenis produk dalam aktivitas pemasaran. Sebaliknya, penggunaan distributor yang terlalu banyak dapat mengganggu brand image dalam posisinya berkompetisi. Satu kunci yang penting dalam mengelola saluran distribusi adalah menentukan berapa banyak saluran distribusi yang dikembangkan serta membentuk suatu pola kemitraan yang menunjang pemasaran suatu produk dalam area pemasaran tertentu.
Satu lagi persyaratan yang penting dalam penerapan SCM adalah transparansi arus informasi. Untuk dapat mendukung arus informasi yang transparan dari seluruh mata rantai yang terlibat dalam SCM diperlukan komitmen (dapat dicapai melalui kemitraan dan kesepakatan) disertai dengan ketersediaan database. Konsep database yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya kumpulan data yang dikelola dan dikendalikan secara terpusat, melainkan data tersebut harus memenuhi lima kriteria sebagai berikut: 1 Ketersediaan, kapanpun diperlukan harus tersedia disertai dengan kemudahan akses. 2 Kemampuan dipergunakan untuk berbagi kebutuhan terkait. 3 Kemampuan data untuk selalu berkembang dalam konteks yang efektif.  4 Jumlah data tidak tergantung kondisi fisik penyimpan data (penyimpan data yang harus menyesuaikan jumlah data). 5 Konsistensi dan validitas data

F. Hambatan dalam Supply Chain Management (SCM)
SCM merupakan sesuatu yang sangat kompleks sekali, dimana banyak hambatan yang dihadapi dalam implementasinya, sehingga dalam implementasinya memang membutuhkan tahapan mulai tahap perancangan sampai tahap evaluasi dan continuous improvement. Selain itu implementasi SCM membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari internal dalam hal ini seluruh manajemen puncak dan eksternal, dalam hal ini seluruh partner yang ada. Berikut ini merupakan hambatan-hambatan yang akan dialami dalam implementasi SCM yang semakin menguatkan argument bahwa implementasi SCM memang membutuhkan dukungan berbagai pihak:

1. Incerasing Variety of Products. Sekarang konsumen seakan dimanjakan oleh produsen, hal ini kita lihat semakin beragamnya jenis produk yang ada di pasaran. Hal ini juga kita lihat strategi perusahan yang selalu berfokus pada pelanggan (customer oriented). Jika dahulu produsen melakukan strategi dengan melakukan pembagian segmen pada pelanggan, maka sekarang konsumen lebih dimanjakan lagi dengan pelemparan produk menurut keinginan setiap individu bukan menurut keinginan segment tertentu. Banyaknya jenis produk dan jumlah dari yang tidak menentu dari masing-masing produk membuat produsen semakin kewalahan dalam memuaskan keinginan dari konsumen.

2. Decreasing Product Life Cycles. Menurunnya daur hidup sebuah produk membuat perusahan semakin kerepotan dalam mengatur strategi pasokan barang, karena untuk mengatur pasokan barang tertentu maka perusahaan membutuhkan waktu yang tertentu juga. Daur hidup produk diartikan sebagai umur produk tersebut dipasaran.

3. Increasingly Demand Customer. Supply chain management berusaha mengatur (manage) peningkatan permintaan secara cepat, karena sekarang customer semakin menuntut pemenuhan permintaan yang secara cepat walaupun permintaan itu sangat mendadak dan bukan produk yang standart (customize).

4. Fragmentation of Supply Chain Ownership. Hal ini menggambarkan supply chain itu melibatkan banyak pihak yang mempunyai masing-masing kepentingan, sehingga hal ini mebuat Supply chain mangement semakin rumit dan kompleks.

5. Globalization. Globalisasi membuat supply chain semakin rumit dan kompleks karena pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain tersebut mencakup pihak-pihak di berbagai negara yang mungkin mempunyai lokasi diberbagai pelosok dunia.

G.  Bullwhip Effect
Bullwhip effect merupakan istilah yang digunakan dalam dunia inventory yang mendifinisikan bagaimana pergerakan demand dalam supply chain. Bullwhip yaitu cambuk, alat untuk mengendalikan sapi atau banteng. Konsepnya adalah adalah suatu keadaan yang terjadi dalam supply chain, dimana permintaan dari customer mengalami perubahan, baik semakin banyak atau semakin sedikit, perubahan ini menyebabkan distorsi permintaan dari setiap stage supply chain. Distorsi tersebut menimbulkan efek bagi keseluruhan stage supply chain yaitu permintaan yang tidak akurat. Menurut Baihaqi, Bullwhip effect adalah adalah suatu fenomena dimana satu lonjakan kecil di level konsumen akan mengakibatkan lonjakan yang sangat tajam di level yang jauh dari konsumen. Efek dari kondisi ini adalah semakin tidak akuratnya data permintaan. Berikut Ilustrasinya,
Description: http://www.damas.ift.ulaval.ca/%7Emoyaux/CoupFouet_en.jpg
Penyebab Fenomena Bullwhip effect:
1. Planning, dari sisi planning penyebab fenomena ini adalah adanya perubahan forecast demand, dengan perubahan forecast demand, dimana ketika demand atau permintaan berubah di sisi si perusahaan juga mempertimbangkan safety stock yang ada, pastinya akan meningkatkan total permintaan perusahaan ke produsen.
2. Behavior, penyebab dari kondisi aktual adalah adanya variasi harga dalam supply chain dan adanya shortage, contohnya promosi. Promosi menyebabkan perubahan demand yang tidak seperti biasanya.
Dalam kondisi apapun, sebisa mungkin dalam supply chain hal ini harus diminimalkan. Ada beberapa penyebab yang lebih detail lagi berkaitan dengan bullwhip effect yaitu demand forecast updating, order batching, price variation, Rationing dan shortage gaming, material lead time, information lead time, machine breakdown, capacity limits dan jumlah stage dalam supply chain. Namun dari beberapa penyebab di atas yang mempunyai pengaruh terbesar dalam terjadinya bullwhip effect adalah demand forecasting updating, jumlah stage dalam supply chain dan variasi harga.
H.   Dampak Teknologi Terhadap SCM
Dengan mengadakan kerjasama dengan supplier (supplier partnership) dan  juga mengembangkan strategic alliance dapat menjamin lancarnya  pergerakan barang dalam supply chain. Perkembangan bisnis supply chain tidak bisa dilepaskan dari teknologi informasi.  Kemajuan teknologi informasi telah melahirkan prinsip-prinsip supply chain. Antara lain : Business to Business (B2B), Business to Customer (B2C) dan e-commerce Supply chain. Perusahaan e-commerce sangat tepat dalam melakukan manajemen Supply chain. Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan teknologi inilah yang melahirkan prinsip-prinsip dasar dari manajemen supply chain. Alasannya cukup sederhana, yaitu karena esensi dari pengintegrasian berbagai proses dan entiti bisnis di dalam domain supply chain management adalah melakukan “share” terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak. Teknologi komputer dan telekomunikasi yang sangat cepat berkembang membuat penciptaan dan penyebaran informasi menjadi semakin cepat, murah, dan berkualitas baik. Secara umum, peranan teknologi informasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua perspektif besar: 
1.    Perspektif Teknis
Dilihat dari sisi teknis, ada dua hal fungsi dari teknologi informasi yang harus dipenuhi, yaitu fungsi penciptaan dan fungsi penyebaran.
a.     Fungsi Penciptaan
Aspek-aspek yang harus dapat dilakukan oleh teknologi informasi adalah sebagai berikut:
Teknologi informasi harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data kuantitatif.  Ada dua cara umum yang biasa dipergunakan, yaitu secara manual dan otomatis. Yang dimaksud dengan manual adalah dilibatkannya seorang user untuk melakukan data entry terhadap fakta-fakta relevan di dalam aktivitas sehari-hari yang dipandang perlu untuk direkam. Misalnya catatan pengeluaran keuangan, keluhan pelanggan, pesanan konsumen, pengeluaran barang dari gudang, dan lain sebagainya. Sementara yang dimaksud dengan cara otomatis di sini adalah jika berbagai teknologi dipergunakan sebagai alat untuk merekam fakta dan mengubahnya menjadi data tanpa harus melibatkan unsur manusia sebagai data entry. Contohnya adalah penggunaan barcode untuk kode barang, smart card untuk data pelanggan, kartu kredit untuk pembayaran, dan lainsebagainya.
·Teknologi harus mampu merubah data mentah yang telah dikumpulkan tersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya (stakeholders), yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Bentuk pengolahan data menjadi informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melakukan pengelompokkan data sejenis, mendeskripsikan kumpulan data dalam bentuk statistik, membuat ringkasan data berdasarkan kelompok tertentu, memperlihatkan karakteristik data dari berbagai perspektif, dan lain sebagainya. Bagi manajemen dan staf perusahaan, informasi hasil olahan data ini merupakan data mentah yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan-keputusan strategismaupun taktis.
·Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis perusahaan. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data sehari-hari dilengkapi dengan pengalaman (jam terbang) dan intelektualitas sang pengambil keputusan pada akhirnya akan menjadi sebuah pengetahuan atau knowledge bagi yang bersangkutan. Feedback dari hasil pengambilan keputusan ini sangat baik untuk diketahui oleh berbagai pihak yang berkepentingan di dalam perusahaan. Hasil pengambilan keputusan yang baik harus menjadi contoh bagi orang lain di dalam perusahaan, sementara hasil yang buruk harus pula dipelajari agar tidak terjadi kembali di kemudian hari. Adalah tugas teknologi informasiselanjutnya, untuk mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada, menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.
Akhirnya, kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama perusahaan beroperasi akan menjadi suatu bekal “kebijaksanaan” (wisdom) yang tidak ternilai harganya. Wisdom yang diperoleh merupakan hasil dari pembelajaran sebuah organisasi (learning organisation) yang akan merupakan identitas perusahaan di masa mendatang. Wisdom yang tertanam di masing-masing individu pelaku aktivitas bisnis sehari-hari diharapkan akan membuat perusahaan terkait menjadi sebuah organisasi yang selalu meningkat kinerjanya. Merubah knowledge menjadi wisdom merupakan tugas teknologi informasi yang terakhir dalam proses penciptaan. Telah banyak aplikasi-aplikasi dalam kategori artificial intelligence dan expert system yangtelah diimplementasikan di berbagai perusahaan multi nasional untuk menggantikan fungsi manusia dalam mengambil keputusan-keputusan kritikal di dalam bisnis
b.    Fungsi Penyebaran
Terhadap entiti-entiti fakta, data, informasi, knowledge, dan wisdom tersebut, teknologi informasi memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan aspek penyebaran sebagai berikut:
·Gathering. Teknologi informasi harus memiliki fasilitas-fasilitas yang mampu untuk mengumpulkan entiti-entiti tersebut dan meletakkannya di dalam suatu media penyimpan digital. Media penyimpan tersebut harus mampu untuk menangkap berbagai karakteristik unik dari entiti-entiti terkait, yang biasa direpresentasikan dalam berbagai bentuk format media (multi-media), seperti: teks, suara (audio), citra (image), gambar bergerak (video), dan lain-lain.
·Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap entiti-entiti tersebut di kemudian hari, teknologi informasi harus memiliki mekanisme baku dalam mengorganisasikan penyimpanan entiti-entiti tersebut di dalam media penyimpan. Konsep-konsep struktur data, database, dan sistem berkas merupakan dasar-dasar ilmu yang kerap dipergunakan sehubungan dengan kebutuhan ini.
·Selecting. Di saat berbagai pihak di dalam perusahaan membutuhkan entiti-entiti tersebut, teknologi informasi harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan pemilihan. Teknologi portal merupakan salah satu cara yang sedang digemari oleh perusahaan dalam memecahkan permasalahan ini.
·Synthesizing. Tidak jarang para pengambil keputusan membutuhkan lebih dari satu entiti (gabungan beberapa entiti) untuk memudahkannya melihat situasi bisnis perusahaan. Contohnya adalah seorang manajer yang membutuhkan peta jalur distribusi rekanannya yang dilengkapi dengan data lengkap karakteristik masing-masing jalur. Di sini dibutuhkan gabungan antara media gambar (image) dengan teks. Teknologi informasi harus mampu memenuhi kebutuhan manajer ini dalam menggabungkan beberapa entiti menjadi satu paket kesatuan yang terintegrasi.
·Distributing. Akhirnya, teknologi informasi harus memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entiti dari tempat disimpannya entiti-entiti tersebut ke pihak-pihak yang membutuhkannya. Proses menyebarkan entiti ini harus pula memperhatikan tingkat kebutuhannya, seperti kecepatan akses, penting tidaknya entiti, dan lain sebagainya. Untuk dapat mendistribusikan entiti multi media misalnya, dibutuhkan suatu media transmisi berpita lebar (high bandwidth) agar performa penyebaran dapat efektif.
2.    Perspektif Manajerial
Dilihat dari sisi bisnis dan manajerial, terutama dalam kaitannya dengan Manajemen Supply Chain, ada 4 (empat) peranan yang diharapkan perusahaan dari implementasi efektif sebuah teknologi informasi.
a.     Minimize Risks
Setiap bisnis memiliki resiko, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor keuangan. Pada umumnya resiko berasal dari adanya ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan. Contohnya adalah kurs mata uang yang berfluktuasi, perilaku konsumen yang dinamis, jadwal pemasokan barang yang tidak selalu ditepati, jumlah permintaan produk yang tak menentu, dan lain-lain. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi resiko-resiko yang kerap dihadapi oleh bisnis, seperti: forecasting, financial advisory, market review, planning expert, dan lain-lain. Problem-problem klasik inventori seperti permasalahan lead time, stok barang, jalur distribusi pun telah tersedia aplikasinya yang biasanya menggunakan pendekatan simulasi. Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan untuk mengurangi resiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelolaresiko (managing risks) yang dihadapi sehari-hari.
b.    Reduce Costs
Tawaran lain yang ditawarkan oleh teknologi informasi adalah perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha mengurangi biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal ini, biasanya ada empat cara yang ditawarkan oleh teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya yang kerap dikeluarkan untuk kegiatan operasional sehari-hari. Keempat cara tersebut adalah sebagai berikut:
  ● Eliminasi Proses. Implementasi berbagai komponen teknologi informasi mampu untuk menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu (non value added processes). Contohnya adalah penyediaan ATM untuk mengurangi antrian nasabah di teller masing-masing bank, atau call center untuk menggantikan fungsi customer service dalam menghadapi keluhan pelanggan.
  ● Simplifikasi Proses. Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratik) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen teknologi informasi (database dan aplikasi misalnya). Sebut saja rangkaian proses permohonan kredit di bank hingga persetujuannya yang biasanya harus melalui beberapa meja, dapat dipersingkat dengan menggunakan aplikasi intranet. Atau proses transfer uang dari satu bank ke bank lainnya yang kerap harus melalui teller kini dapat dilakukan melalui situs bank terkait di internet.
  ● Integrasi Proses. Teknologi informasi juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung meningkatkan kepuasan pelanggan). Contohnya adalah proses permohonan Surat Ijin Mengemudi. Di negara maju, rangkaian proses serial semacam pengambilan foto, sidik jari, tanda tangan, berat badan, dan tinggi badan, telah dapat dilakukan secara simultan. Seorang pelamar tidak harus menghabiskan waktunya antre dari satu tempat ke tempat lainnya untuk melakukan rangkaian kegiatan di atas, tetapi cukup berdiri saja di suatu tempat dengan posisi tertentu, sehingga pemotretan, pengambilan sidik jari, penimbangan berat dan tinggi badan, serta penandatanganan dapat dilakukan secara bersamaan karena adanya perangkatdigital.
  ● Otomatisasi Proses. Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari teknologi informasi. Contohnya adalah aplikasi robotika di industri manufaktur untuk menggantikan manusia, atau fuzzy logic untuk menggantikan fungsi berbagai mesin dan peralatan, atau scanner untuk menggantikan fungsi mata manusia dalam meletakkan dan mencari barang di gudang, dan lain sebagainya.

c.      Add Value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan saja (customer satisfaction), tetapi lebih jauh untuk menciptakan loyalitas (customer loyalty) sehingga pelanggan tersebut bersedia untuk selalu menjadi konsumen perusahaan untuk jangka waktu yang panjang (customer bonding). Kemampuan menciptakan relasi secara one-to-one antara perusahaan dengan pelanggan merupakan kunci dalam menjalin hubungan interaksi yang bermanfaat di mata pelanggan, selain usaha perusahaan untuk selalu menciptakan produk atau jasa yang lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat (cheaper, better, faster) dibandingkan dengan kompetitor bisnisnya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa yang menentukan value atau tidaknya sebuah pelayanan atau proses adalah pelanggan atau pasar, bukan internal perusahaan, sehingga teknologi informasi selain harus mampu menciptakanvalue tersebut, dapat pula menjadi sarana efektif untuk mengidentifikasi hal-hal yang dapat ditransformasikan menjadi value bagi pelanggan perusahaan.
d.    Create New Realities
Perkembangan teknologi informasi yang terakhir ditandai dengan pesatnya teknologi internet, telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacam e-commerce, e-procurement, e-customers, e-loyalty, dan lain-lain pada dasarnya meruapakan suatu cara memandang baru di dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi. Price Waterhouse Coopers mengidentifikasi empat tahapan evolusi yang akan dihadapi oleh perusahaan modern karena berkembangnya teknologi informasi, yaitu:
● Channel Enhancement – bagaimana teknologi informasi menyediakan kanal-kanal atau cara-cara baru dalam menjalin relasi antara para pelaku bisnis yang kesemuanya terkoneksi dengan arena bisnis baru di dunia maya tanpa mengenal kendala waktu dan ruang (time and space);
● Value-Chain Integration – bagaimana berbagai perusahaan di dunia melalui dunia maya membentuk suatu jejaring bisnis (internetworking) yang saling bekerja sama untuk menciptakan produk atau jasa yang semakin lama semakin murah, cepat, dan berkualitas baik;
● Industry Transformation – bagaimana dampak dari berbagai kemungkinan bisnis dan kerja sama antar perusahaan membawa perusahaan untuk melakukan redefinisi terhadap bisnis inti (core business) berdasarkan kompetensinya masing-masing, karakteristik produk dan jasa, serta segmentasi industri yang berkembang
● Convergence – bagaimana berbagai industri-industri yang terdahulu tersegmentasi menjadi saling bersinergi dan berkonvergensi akibat berbagai inovasi-inovasi produk dan jasa baru yang mungkin diciptakan dengan kehadiran teknologi informasi (across the industry boundaries).